Mengenal Tenriawaru, Kajari Takalar yang Tangani Puluhan Kasus Korupsi 

FINGERS–Kesan ramah sontak terpancar ketika bertemu dengan Tenriawaru, jaksa wanita yang kini menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Takalar. 

Perempuan kelahiran Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 18 Desember 1976 silam ini, dikenal sebagai sosok  wanita yang bersahaja namun tegas. Figur Srikandi aparat penegak hukum ini, sangat konsisten dalam penegakan supremasi hukum. Dimana pun dia bertugas dan diberi amanah.

Sebelum hijrah ke Takalar, Tenriawaru menjabat sebagai Kajari Morowali, Sulawesi Tengah, tahun 2020. Meski tugas negara melekat, namun sosok Tenri sapaan akrab Tenriawaru, tidak lah lepas dari kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.

Suami Tenri adalah, Dr Saefuddin, Dosen FKIP Universitas Halu Oleo, Sulawesi Tenggara. Lantas, bagaimana Tenri memulai karir di institusi Kejaksaan?. Karir Tenri sebagai jaksa dimulai Tahun 2003. Dia menyelesaikan studi Strata Satu (S1) di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, dengan predikat lulusan terbaik diangkatannya.

Bergabung di institusi Kejaksaan, Tenri memulai karir sebagai Kasubsi Tindak Pidana Ekonomi dan Tindak Pidana Khusus pada Seksi Penuntutan Asisten TP. Khusus Kejati Sultra. Selanjutnya, pada tahun 2003, dia  diangkat pertama kali dalam jabatan Jaksa  dan ditugaskan pada Kejaksaan Negeri Unaaha. Hanya enam bulan di Unaaha, dia kembali ditarik ke Kejati Sultra untuk menangani Perkara Tindak Pidana Korupsi yang melibatkan para unsur pimpinan dan Anggota DPRD Propinsi Sultra pada saat itu. Amanah tugas yang diemban Tenri diselesaikan hingga tuntas sampai tahap eksekusi.

Tidak sampai disitu, perempuan yang telah dikaruniai  dua anak yakni Chumaira Nayla Siti Adinia (Pr) dan Muh. Aaron Cesarino (Lk) ini, lebih banyak mengabdi di bidang Intelijen dan Tindak Pidana Khusus.

Selama berkiprah di kejaksaan ini, lebih dari 80 kasus korupsi ditanganinya dengan kerugian keuangan negara jutaan hingga miliaran rupiah. Misalnya saat masih di SATGASUS P3TPK Kejati Sultra, ia turut menangani dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK) dari lidik, penyidikan, hingga penuntutan.

Kasus-kasus tersebut di antaranya: Penyelewengan Dana Retribusi PSC pada UPTD Bandara Haluoleo Tahun 2013 Kerugian keuangan negara Rp. 2,1 Milyar; Dugaan TPK Pembangungan Kantor Bupati Konawe TA. 2011 Kerugian keuangan negara Rp. 2,3 Miliar; Dugaan TPK Penyimpangan Dana APBD Kabupaten Bombana Rp. 2,6 miliar dan perkara lainnya termasuk yang melibatkan para pimpinan daerah di wilayah propinsi Sultra.

Bahkan Tenri juga terjun langsung menangani eksekusi terpidana yang buron. Misalnya Eksekusi Buron Program Tabur 31.1 atas nama terpidana Hj. Haola Mokodompit yang pernah terlibat dalam Perkara TPK Penyimpangan dana Rutin Sekretariat dan DPRD Sultra.

TPK yang dilakukan oleh terpidana Haola yakni selaku Anggota DPRD bersama-sama dengan unsur pimpinan tahun anggaran 2003-2004 dengan kerugian keuangan negara Rp. 16 Milyar. Yang diterima priadi terpidana Rp. 368 juta dan yang terbukti kegiatan perjalanan dinas tahun anggaran 2004.

Selaing handal dibidang Intelijen  dan Pidsus, Tenri pun dikenal religius. Ini dibuktikan dengan aktif sebagai Ketua pengelola Rumah Tadabbur Al-Quran (RTQ) Kendari. Pembentukan RTQ bermula dari kegiatan di Komunitas Dompet Infaq Kendari untuk membantu Panti Asuhan dan Pondok-pondok pesantran Penghafal Al-Quran di Kota Kendari yang sangat terbatas sarananya.

Atas ketekunan dan peran sosial di masyarakat, mantan Siswi SMA 1 Kendari itu mendapatkan penghargaan peringkat ke-3 Adhyaksa Award  dari Kejaksaan RI pada tahun 2018 oleh Jaksa Agung Muhammad Prasetyo di Jakarta

Tak sampai di situ, saat menjabat Kajari Morowali, Tenri pun dianungrahi penghargaan Peringkat satu Penanganan Perkara  TP. Korupsi Se-Sulawesi Tengah tepatnya dan Kinerja Bidang Perdata dan TUN tahun 2022 silam.

Diketahui, pada awal  tahun 2023 Tenri, mulai bertugas di Kabupaten Takalar, selain kesibukan sebagai pemegang tongkat komando di kejaksaan Negeri, Tenri tercatat sedang melanjutkan Study Doktoral pada Fakultas Hukum, sebelumnya program Magister Hukum pun masih dikampus yang sama, di Universitas Hasanuddin.

Kurang lebih setahun lamanya di Takalar, wanita penggemar Tenis Lapangan itu lebih banyak melakukan pendekatan hukum secara Preventif dan represif  di masyarakat, contohnya dengan adanya program  Jaksa Milik Takalar Siap Jaga dan Keliling Desa (Jamila Si Jelita). Program ini telah menyasar seluruh Desa di sepulu kecamatan wilayah Buttapanrannuangta.

Saat ditemui Wartawan , Rabu, 11/06/2024 diruang kerjanya. Tenri yang saat itu terlihat santai mengungkapkan jika semua prestasi yang diperoleh tak harus membuat kita jumawah. Prestasi dan Jabatan hanya amanah yang kelak akan dipertanggung jawabkan.

Tenri memang dibesarkan oleh orang tua yang disiplin dan taat beribadah, hal itu pun disampaikannya seraya mengenang almarhum Ayahnya. Prinsip hidup sederhana dan bersahaja yang terpatri dalam dirinya adalah satu contoh pelajaran hidup warisan kedua orang tuanya.

“Kata Almarhum Bapak saya, hidup ini sederhana kita jalani saja skenario hidup ini dengan baik, dan pada akhirnya kita serahkan kembali hasilnya kepada Sang Pencipta” Kenang Tenri bercerita tentang Almarhum Ayahnya yang dulu bekerja sebagai pegawai pengadilan Agama

“Apa yang kita peroleh mulai prestasi sampai jabatan, itu semua hanya titipan yang akan dipertanggung jawabkan kelak. Olehnya itu jalani dengan baik dan berserah diri kepada Allah”  Ujarnnya melanjutkan ceritanya sambil tersenyum ramah.

Kurang lebih sejam berdiskusi, sesekali kami membahas terkait penanganan perkara hukum diwilayahnya, bahkan sampai dengan rutinitas dalam menjaga kebugaran tubuh dan budaya kerja yang sehat selama bertugas jauh dari keluarga.

“Yah, hidup jauh dari keluarga tentunya butuh cara untuk menjaga stamina dan tingkat stres dalam bekerja” Ujar Wanita Peramah itu

Terakhir Ia memberikan Tips untuk menjaga kebugaran tubuh dengan rutin berolahraga dan pendekatan spritual. “Makanya setiap pagi itu, sekitar pukul enam pagi sebelum berkantor, saya rutin berolahraga tennis Lapangan pas depan rujab. Selain itu, yah tentu Ibadah yang rutin kepada Tuhan perlu ditingkatkan” Katanya tersenyum sesekali menawarkan cemilan yang ada didepan meja tamunya

Semoga Kisah dedikasi dan integritas yang dimiliki Tenriawaru, menjadi Inspirasi para kaum hawa di republik ini.Tekat kuat dan semangatnya meski jauh dari keluarga adalah karakter yang sejatinya harus dimiliki seorang Abdi Negara. Tetap semangat dan Istiqomah Ibu Jaksa, mengabdi untuk Ibu Pertiwi. (*)

Comment